Pengukuran Kinerja Manajemen
Tahap-tahap dalam persiapan pengukuran kinerja
manajemen
a)
Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang
bertanggungjawab
Jika orang akan diminta untuk bertanggungjawab atas
sesuatu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan dengan jelas
daerah pertanggungjawaban yang menjadi wewenang. Dalam daerah
pertanggungjawaban tersebut ia diberi wewenang untuk mempengaruhi secara
signifikan berbagai variabel yang menentukan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan
serta batasan daerah tanggung jawab.
Batas tanggung jawab yang jelas ini dipakai sebagai dasar
untuk menetapkan sasaran atau standar yang harus dicapai oleh manajer yang akan
diukur kinerjanya. Dengan batas tanggungjawab dan sasaran yang jelas, seseorang
akan mudah dinilai kinerjc;inya. Ada tiga hal yang berkaitan dengan penentuan
daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab antara lain: Kriteria
penetapan tanggungjawab;. Tipe pusat pertanggungjawaban; dan Karakteristik
pusat pertanggungjawaban
b)
Penentuan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja
Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja
Manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa setiap manajer bertindak sesuai
dengan sasaran perusahaan. Untuk mewujudkan hal ini, harus terdapat kesesuaian
an-tara sasaran organisasi dengan sasaran manajer secara individual.
Dalam menetapkan kriteria kinerja manajer berbagai faktor
berikut ini perlu dipertimbangkan:
1. Dapat diukur atau tidaknya criteria
2. Rentang waktu sumber daya dan biaya
3. Bobot yang dipertimbangkan atas criteria
4.Tipe kriteria yang digunakan dan aspek prilaku yang ditimbulkan
1. Dapat diukur atau tidaknya criteria
2. Rentang waktu sumber daya dan biaya
3. Bobot yang dipertimbangkan atas criteria
4.Tipe kriteria yang digunakan dan aspek prilaku yang ditimbulkan
c)
Pengukuran kinerja sesungguhnya
Langkah berikutnya dalam penilaian kinerja adalah melakukan
pengukuran hasil sesungguhnya bagian atau aktifitas yang menjadi
daerah wewenang manajer tersebut. Meskipun pengukuran kinerja tampaknya objektif, bersifat repetitif dan merupakan kegiatan yang rutin, namun pengukuran kinerja itu sendiri seringkali memicu timbulnya prilaku yang tidak semestinya.
daerah wewenang manajer tersebut. Meskipun pengukuran kinerja tampaknya objektif, bersifat repetitif dan merupakan kegiatan yang rutin, namun pengukuran kinerja itu sendiri seringkali memicu timbulnya prilaku yang tidak semestinya.
PeriLaku yang tidak seharusnya muncul dalam pengukuran
kinerja adalah : Perataan (smothing); Pencondongan (biasing); Permainan
(gaming); Penonjolan dan pelanggaran aturan (focusing and illegal act).
Penetapan kriteria kinerja manajer dalam
berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan
a). Dapat diukur atau tidaknya kriteria
Tidak semua kinerja dapat diukur secara kuantitatif.
Keunggulan produk dipasar, pemanfaatan sumber daya manusia, kekompakan tim,
kepatuhan perusahaan terhadap semua peraturan kemasyarakatan merupakan ukuran
kinerja yang bersifat jangka panjang dan sulit untuk diukur secara kuantitatif.
Hal ini berbeda dengan ukuran kemampuan unit organisasi
dalam menghasilkan laba dengan mudah dapat diukur secara kuantitatif. Biasanya
kinerja yang dengan mudah dapat diukur secara kuantitatif akan memperoleh
perhatian yang lebih besar dari manajemen puncak.
b). Rentang waktu sumber daya dan biaya
Sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai sasaran
tertentu seringkali memiliki rentang waktu jangka panjang untuk menghasilkan
manfaat bagi perusahaan
c). Bobot yang dipertimbangkan atas kriteria
Seorang manajer yang dinilai
kinerjanya akan memiliki kecenderungan untuk mengerahkan usahanya menuju
pencapaian sesuatu yang diberi bobot besar dalam penilaian kinerja. Jika
misalnya manajemen puncak memberi bobot
besar atas kriteria yang bersifat jangka pendek seperti kemampuan unit organisasi dalam menghasilkan laba dan pangsa pasar jangka pendek, maka hal ini akan membuat para manajer yang dinilai kinerjanya akan menahan diri dari tindakan atau prilaku yang dapat membahayakan kemungkinan pencapaian tujuan laba dan pangsa pasar jangka pendek
besar atas kriteria yang bersifat jangka pendek seperti kemampuan unit organisasi dalam menghasilkan laba dan pangsa pasar jangka pendek, maka hal ini akan membuat para manajer yang dinilai kinerjanya akan menahan diri dari tindakan atau prilaku yang dapat membahayakan kemungkinan pencapaian tujuan laba dan pangsa pasar jangka pendek
Perilaku yang tidak seharusnya muncul dalam
pengukuran kinerja
a)
Perataan (smothing)
Perataan meliputi semua
kegiatan yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi arus data dengan cara
mempercepat atau menunda pesan yang disampaikan kepada manajer atasnya.
Perataan di!akukan dengan cara mengirim pesan dalam periode sekarang mengenai
peristiwa yang terjadi dalam periode yang akan datang atau menunda pengiriman
pesan mengenai peristiwa sekarang sampai dengan periode yang akan datang.
Informasi pendapatan dan biaya biasanya merupakan informasi yang menjadi objek
perataan untuk memenuhi kepentingan pribadi manajer yang diukur kinerjanya.
b)
Pencondongan (biasing)
Perilaku tidak semestinya
yang lain yang kemungkinan timbul dalam proses pengukuran kinerja sesungguhnya
adalah pencondongan, yang merupakan metode manipulasi data yang digunakan oleh
manajer dengan memilih esan diantara berbagai rangkaian pesan yang mungkin
dihasilkan, yang kemungkian menghasilkan gambaran yang paling menguntungkan
bagi kinerja manajer tersebut.
c)
Permainan (gaming)
Permainan adalah perilaku
pengirim pesan yang bertindak untuk menyebabkan pesan yang diinginkan yang seharusnya
dikirim. Jika misalnya manajer atas menetapkan aturan main dalam pengukuran
kinerja seperti target laba, biaya standar, aturan untuk pendistribusian
penghargaan, manajer bawahnya kemudian memilih satu diantara altematif tindakan
yang mungkin dilaksanakan, yang menghasilkan dampak yang paling menguntungkan
bagi dirinya.
d) Penonjolan dan pelanggaran aturan (focusing and illegal act)
Penonjolan terjadi dengan cara menonjolkan pesan yang
menguntungkan diri pengirim pesan dan menyembunyikan pesan yang tidak
menguntungkan dirinya. Penonjolan dapat berupa pemalsuan data yang digunakan untuk pengukuran kinerja jika manajer tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan atau manajer dapat membatasi keluaran bagiannya untuk menghindari dinaikkannya target keluaran dimasa yang akan datang atau karyawan yang sangat produktif ditekan oleh rekan sekerjanya untuk mengurangi kecepatan kerjanya.
menguntungkan dirinya. Penonjolan dapat berupa pemalsuan data yang digunakan untuk pengukuran kinerja jika manajer tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan atau manajer dapat membatasi keluaran bagiannya untuk menghindari dinaikkannya target keluaran dimasa yang akan datang atau karyawan yang sangat produktif ditekan oleh rekan sekerjanya untuk mengurangi kecepatan kerjanya.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi laporan
kinerja manajemen
a)
Laporan kinerja untul (manajer tingkat bawah harus berisi
informasi yang rinci dan laporan kinerja untuk manajer tingkat diatasnya harus
berisi informasi yang lebih ringkas. Semakin tinggi jenjang manajer, semakin
ringkas isi laporan kinerjanya
ringkas isi laporan kinerjanya
b)
Laporan kinerja berisi unsur terkendali dan unsur tidak terkendali
yang disajikan secara terpisah, sehingga manajer yang bertanggung jawabatas
kinerja dapat dimintai pertanggungjawaban atas unsur-unsur yang
dikendalikan olehnya.
dikendalikan olehnya.
c)
Laporan kinerja harus mencakup penyimpangan baik yang
menguntungkan ataupun yang merugikan.
d) Laporan kinerja sebaiknya
diterbitkan paling sedikit sebulan sekali.
e)
Laporan kinerja harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pengalaman
pemakai.
f)
Penyajian laporan kinerja sebaiknya memperhatikan kemampuan
penerima dalam memahami laporan tersebut.
Ukuran yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja secara kuantitatif
a.
Ukuran kriteria tunggal (Single criterium)
Yaitu ukuran kinerja yang
hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajernya. Sebagai contoh
manajer produksi diukur kinerjanya dari
tercapainya target kuantitas produk yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu kemungkinan akan mengabaikan pertimbangan penting lainnya mengenai mutu, biaya, pemeliharaan equipment dan sumber daya manusia.
tercapainya target kuantitas produk yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu kemungkinan akan mengabaikan pertimbangan penting lainnya mengenai mutu, biaya, pemeliharaan equipment dan sumber daya manusia.
b.
Ukuran kriteria beragam (Multiple criterium)
Yaitu ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran dalam menilai kinerja manajernya. Kriteria
ini merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria tunggal dalam pengukuran
kinerja. Contohnya manajer divisi suatu perusahaan diukur kinerjanya dengan
berbagai kriteria antara lain profitabilitas, pangsa pasar, produktifitas,
pengembangan karyawan, tanggung jawab masyarakat,
keseimbangan antara sasaran jangka pendek dan sasaran jangka panjang.
keseimbangan antara sasaran jangka pendek dan sasaran jangka panjang.
c. Ukuran kriteria gabungan
(Composite criterium)
Yaitu
ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran memperhitungkan bobot
masing-masing ukuran dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh
kinerja manajernya. Karena disadari bahwa
beberapa tujuan lebih panting bagi perusahaan secara keseluruhan dibandingkan dengan tujuan yang lain, beberapa perusahaan memberikan bobot angka tertentu kepada beragan kriteria kinerja untuk mendapatkan
ukuran tunggal kinerja manajer, setelah memperhitungkan bobot beragam kriteria kinerja masing-masing.
beberapa tujuan lebih panting bagi perusahaan secara keseluruhan dibandingkan dengan tujuan yang lain, beberapa perusahaan memberikan bobot angka tertentu kepada beragan kriteria kinerja untuk mendapatkan
ukuran tunggal kinerja manajer, setelah memperhitungkan bobot beragam kriteria kinerja masing-masing.