Relationship terbangun melalui lima fase umum yang diidentifikasi, yaitu awareness, exploration, expansion, commitment dan dissolution (Dwyer, Schurr & Oh, 1987) Masing-masing fase mewakili suatu transisi bagaimana masing-masing pihak menanggapi pihak lain.
o Awareness
Awareness menunjuk pada pengakuan pihak A bahwa pihak B layak untuk menjadi partnernya. Interaksi antara masing-masing pihak tidak terjadi dalam fase ini. Terdapat usaha positioning dan posturing oleh masing-masing pihak untuk meningkatkan daya tarik bagi pihak lain.
o Exploration
Exploration menunjuk pada fase pencarian dan percobaan dalam hubungan pertukaran. Dalam fase ini partner akan mempertimbangkan kewajiban, manfaat, beban dan kemungkinan pertukaran. Fase eksplorasi mungkin sangat lama atau memakan periode yang panjang untuk mengevaluasi. Evaluasi mungkin menghasilkan percobaan pembelian, tetapi fase exploratory sangat mudah terputus dalam artian bahwa minimal investasi dan kurang adanya ketergantungan membuat penyelesaian lebih mudah.
Dalam fase ini terdapat lima proses:
- Attraction, adalah proses inisiasi dari fase ekplorasi. Kedua pihak menerima keunggulan potensial untuk pertukaran.
- Communication & Bargaining, didefinisikan sebagai proses penyusunan kembali distribusi yang menguntungkan mereka dari kewajiban, manfaat dan beban. Dalam proses ini dua pihak menilai seberapa jauh mereka beradaptasi kepada yang lain.
- Power dan Justice, merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Kekuatan pihak A yang melebihi pihak B menyebabkan ketergantungan B terhadap A.
- Norm Development, didefinisikan sebagai pola perilaku yang diharapkan. Dengan demikian dalam proses ini kedua pihak saling berharap atas perilaku.
- Expectations Development, pengembangan kerjasama dan perencanaan harapan. Trust adalah konsep penting dalam mengerti harapan untuk kerjasama dan perencanaan dalam hubungan.
o Expansion
Expansion menunjuk pada peningkatan terus menerus manfaat yang dicapai oleh partner untuk meningkatkan saling ketergantungan. Sub proses yang terjadi dalam fase eksplorasi juga terjadi, namun perbedaannya adalah permulaan kepercayaan dan kepuasan yang terbangun dalam fase ekplorasi meningkat dalam fase ini. Konsekwensinya ketergantungan yang saling menguntungkan meningkat. Frazier (1983) mengemukakan bahwa proses ekpansi sebagai konsekwensi kepuasan masing-masing pihak atas kinerja pihak lain dan dihubungkan dengan reward.
o Commitment
Menunjuk pada jaminan implisit atau eksplisit dari kelanjutan hubungan antar partner pertukaran. Ada 3 ukuran kriteria dari komitmen:
- Input, masing-masing pihak menyediakan input tingkat tinggi untuk hubungan tersebut. Misalnya: komunikasi,ekonomis sampai dengan emosional.
- Durability, dihubungkan dengan waktu durability memelihara bahwa masing-masing pihak dapat melihat manfaat dari pertukaran dan mengantisipasi lingkungan yang akan menghambat kelanjutan efektivitas pertukaran.
- Concistency, dihubungkan dengan sumber daya yang dilibatkan dalam kelanjutan hubungan.
o Dissolution
Penyelesaian dari hubungan mempunyai pengaruh yang cukup besar berupa tekanan terhadap psikologi, emosi dan fisik (Bloom,Asher). Begitu juga dengan hubungan komersial, pengakhiran tersebut dapat dilakukan secara ekplisit ataupun implisit. Perrien, Pardis dan Banting (1995) mengidentifikasi faktor-faktor yang menjelaskan bahwa dissolution harus dipertimbangkan sebagai faktor kunci. Untuk itu dikemukakan langkah-langkah untuk menghindari dissolution. Dengan mengerti faktor disolution, suatu organisasi dapat mengidentifikasi isu-isu yang digunakan untuk mencegahnya. Salah satu argumen adalah infomasi seharusnya menjadi bagian dari proses disebarkan dalam seluruh organisasi. Pertanyaannya kemudian siapa yang seharusnya bertanggungjawab dalam pengumpulan informasi. Orang-orang dalam bagian penjualan seharusnya terlibat dalam proses pengumpulan data. Selain itu menjadi tanggung jawab orang-orang level manajemen kualitas. Elemen kunci yang digunakan untuk mencegah kehilangan partner:
- Peranan dari orang-orang front liner. Perlu dilakukan training yang menekankan tentang keberadaan konsumen, perusahaan dan pasar.
- Melihat salesforce sebagai team. Reward seharusnya tidak hanya didasarkan atas penjualan tetapi juga pemeliharaan dan pengembangan relasi jangka panjang dengan konsumen. Kualitas dihubungkan dengan manfaat dari kedua pihak.
pustaka:
DwyerR.F; Schrurr.P.H & Oh.S (1987),"Developing Buyer-Seller Relationships", Journal of Marketing, Vol.51,11-27
Frazier.G.L dan Antia.K.D (1995), "Exchange Relationships and Interfirm Power in Channels of Distribution", Journal of The Academy of Marketing Science, Volume 23,No.4,pages 321-326
Perrien J.; Paradis S.: Banting P.M (1995),"Dissolution of Relationship, The Salesforce Perception,",Industrial marketing Management 24, 317-327